Ajaran yang satu ini adalah ajaran yang diajarkan pada
mayoritas agama pada umumnya. Kenapa? Banyak dari kita berbangga-bangga diri akan harta kita,
jabatan kita, kekuasaan kita, intelektual kita, kecantikan atau ketampanan kita
dan berbagai kelebihan yang kita miliki.
Padahal, apa yang kita banggakan
sebenarnya hanyalah hal yang sebentar, kontemporer dan bersifat fana. Coba kita
pikirkan sejenak, bersifat sementara bukan? Jadi, tak patutlah kita untuk
berbangga diri (dalam artian sombong).Karena semua yang ada di dunia ini adalah
milik Tuhan semata.
Kita sebagai makhluk ciptaanNya diberi amanah untuk menjadi
pemimpin. Pemimpin atas diri kita sendiri, atas keluarga, anak-anak kita dan
pemimpin atas segala perbuatan di dunia ini. Dalam memimpin itu, kita diberi
titipan berupa tubuh atau raga yang bisa kita apakan saja semau kita.
Kita diberi harta, jabatan anak dan lain sebagainya.
Tujuannya adalah untuk memudahkan kita untuk melaksanakan amanah yang diemban
oleh kita dalam menyampaikan kebenarannya. Dan tentu, dari kita semua memiliki
amanah yang berbeda.
Namun, dalam perjalanannya dalam mencapai tujuan itu, kita
banyak terhipnotis oleh keindahan perlengkapan yang disediakan untuk kita.
Bahkan kita menginginkan lebih. Dan disini merupakan hal yang bisa terjadi
kepada kita semua.
Perlu kita ketahui, hal tersebut bisa terjadi karena kita
dipersenjatai dengan nafsu untuk mencapai tujuan itu. Dan perlu kita ketahui
bahwa nafsu ini adalah senjata yang hebat. Jadi kita haruslah berhati-hati
dalam menggunakan senjata yang satu ini. Apabila kita salah menggunakannya,
kita yang akan celaka sendiri.
Oleh karena itu, kita sebagai orang yang beragama, marilah
kita memahami secara sungguh-sungguh tujuan kita sebenarnya. Tancapkanlah itu
di dalam hati kita, sehingga kita tidak mudah terpengaruh oleh apapun karena
kita tujuan tersebut merupakan hal yang paling penting bagi kita.
Setelah kita sadar, pastilah kita tidak akan berbangga diri.
Karena kita semuanya sebenarnya tidak memiliki apa-apa. Kita hanya dititipi
saja. Dan nantinya akan dikembalikan oleh yang punya. Dan akan ditanyai apa
yang telah kita perbuat dengan semua titipan untuk melaksanakan amanah yang
kita emban.
So, marilah kita menjadi pribadi sederhana. Dengan menjadi
pribadi yang sederhana, kita akan disenangi oleh orang-orang. Bahkan bisa
menjadi inspirasi bagi mereka untuk meniru kebaikan tersebut. Karena kita
menyadari; semuanya adalah milikNya dan akan kembali padaNya.
#Kaya yang sebenarnya itu bukan kaya harta, tapi kaya HATI.
{M. Syaikhul Umam}
Comments
Post a Comment
Don't be shy to leave your comment