Siswa, ketika di sekolah disebut sebagai anak nakal berarti ada penyebabnya. Jangan keburu menyalahkan si anak atau mencurigai latar belakang keluarga. Memang, perilaku anak bisa diartikan selalu berangkat dari rumah tetapi pengaruh lingkungan tidak bisa dilepaskan.
Bukan hanya bagaimana kedua orang tuanya mendidik dan mengajarkan pendidikan moral dan tindak-tanduk kepada anak, tetapi bagaimana pula si anak menyerap ilmu dan pengetahuan praktis dari orang tua atau keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Jangan salah, ada pula siswa nakal di sekolah tapi bersikap sangat baik-baik di rumah.
Guru harus mampu mendekati siswa secara personal. Tidak ragu menggubungi orang tua dan menanyakan perkembangan murid di rumah. Guru dan orang tua semestinya berbagi informasi secara jujur. Dan orang tua tidak perlu menutupi kekurangan atau kelemahan anaknya. Sealain itu, hal terpenting adalah mengetahui dan memahami karakter kawan-kawan karib murid. Dengan siapa dia bergaul dan beraktivitas dalam pergaulan di luar rumah.
Dalam kondisi semacam ini, si anak tidak bisa langsung ditegur. Nanti, dia merasa dimonitor, merasa tidak dipercaya. Itulah pentingnya dialog bersama. Untuk hal terkecil, guru bisa selalu berani dan mau menyapa murid-muridnya bila berpapasan tanpa pilih kasih, tak peduli apakah murid yang bisa dekat dengannya atau tidak, murid yang terkesan baik-baik atau malah serampangan.
Guru sebaiknya meninggalkan image wiabawa; persepsi bahwa ganjil seorang guru bila menyapa anak didiknya terlebih dahulu. Senyum dan sapalah siswa sepenuh hati!
(Sumber: Ahmad Zuhdi Firdaus. 2010. Menjadi Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher. Hal 75-76.)
(Sumber: Ahmad Zuhdi Firdaus. 2010. Menjadi Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher. Hal 75-76.)
Comments
Post a Comment
Don't be shy to leave your comment