Tidak selamanya anak didik focus di kelas, memperhatikan pelajaran dengan seksama. Adakalanya mereka kehilangan konsentrasi dalalm mengikuti pelajaran. Alasannya bermacam-macam. Bisa karena kecapekan atau memikirkan masalah, misalnya soal percintaan remaja, masalah dengan orang tua atau dalam pergaulan. Masalah bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Dan itu sangat mudah menyerang pada anak-anak usia remaja.
Apa yang harus dilakukan guru jika mendapati siswanya kurang konsentrasi dalam kelas? Jika durasi waktunya tidak sering, ada baiknya si anak didik tidak diusik. Tetapi guru tetap melakukan pendekatan personal. Sekedar bercanda atau bertanya mengapa si anak terlihat tidak semangat. Guru mungkin tidak langsung mendapat jawaban. Namun, kalaupun iya, maka guru harus ambil tindakan segera.
Misalnya, ketika sedang mangajar ada anak yang tertidur. Sebagai guru yang baik, jangan lansung memarahi anak tersebut. Lebih baik menegurnya lebih dahulu, memintanya agar jangan mengulangi perbuatan lagi. Tetapi, juga harus bertanya mengapa dia sampai tertidur di dalam kelas. Bisa jadi anak didik tidak sengaja melakukannya. Bisa karena kecapekan, ada masalah di rumah atau lelah akibat aktif di kegiatan ekstrakulikuler sekolah. Jika alasannya masuk akal, seorang guru harap memaklumi.
Akan tetapi jika alasannya tidak masuk di akal, guru dapat memberi penjelasan tetang kerugian dari sikap yang tidak dapat dibenarkan tersebut. Misalnya, akibat tidur mendengkur, di dapat mengganggu teman lainnya atau karena tertidur, ia akan ketinggalan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Seperti yang dilakukan Ibu Lely. Guru dengan pengalaman mengajar selama 20 tahun ini tak jarang mendapati siwanya tertidur di bangku kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Bu Lely biasanya menegur dengan meminta teman sebangku si anak didik membangunkan secara halus.
Jika gagal, menurut Bu Lely, dia tak segan menghampiri.
“Wah, kalau kelihatan lelah gitu, biasanya saya biarkan saja di tidur. Asal tidak mengganggu suasana kelas. Tapi kalau muncul suara-suara aneh (mendengkur), biasanya saya suruh pindah ke ruangan lain, ke UKS misalnya. Kadang, anak-anak itu kecapekan karena terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran,” demikian Ibu Lely menjelaskan.
“Wah, kalau kelihatan lelah gitu, biasanya saya biarkan saja di tidur. Asal tidak mengganggu suasana kelas. Tapi kalau muncul suara-suara aneh (mendengkur), biasanya saya suruh pindah ke ruangan lain, ke UKS misalnya. Kadang, anak-anak itu kecapekan karena terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran,” demikian Ibu Lely menjelaskan.
Tetapi ternyata kebijakan personal itu tidak berhenti sampai di sini. Bu Lely rupanya menyediakan waktu baig siswanya untuk mengulang ketertinggalan. Menurutnya, dia siap dipanggil kapan saja bila siswanya membutuhkan. “Asal janjian dulu,” cetus Ibu Lely. “Bisa waktu jam istirahat atau pulang sekolah. Jadi pas kita sama-sama punya waktu luang di luar jam pelajaran,” terangnya.
(Sumber: Ahmad Zuhdi Firdaus. 2010. Menjadi Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher. Hal 72-74.)
Comments
Post a Comment
Don't be shy to leave your comment