Pentingnya Memperisapkan Diri

Pentingnya Memperisapkan Diri

sumber : konsultasisyariah.com
Mempersiapkan diri merupakan hal yang sangat penting. Entah itu dalam berpidato, ulangan, mengajar, olah raga, tidur, bahkan mati. Kenapa sangat penting? Karena perjalana kematian sangatlah panjang. Em...bukan panjang lagi, tapi abadi. 

Di dunia ini, semua orang sudah mengetahui akhir dari perjalanan hidup mereka, yaitu MATI. Dan sebagai seorang muslim, pastilah kita percaya akan adanya nikmat dan siksa kubur. Dan salah satu dari hal tersebut, pastilah akan menemani setiap orang yang setelah  meninggal dunia, bahkan sampai hari kiamat tiba. Dan beruntunglah bagi orang yang mendapat nikmat kubur, dan celakalah bagi orang yang mendapat siksa kubur.

Oleh karenanya, marilah kita tanamkan benih-benih kebaikan di dunia ini. Dimanapun kita berada dan dalalm waktu apapun. Optimalkan waktu yang ada, janganlah menyia-nyaikannya. Karena waktu tak akan berjalan mudur ataupun tetap. Ia akan berjalan terus kedepan, tanpa peduli apa yang terjadi. Jangan anggap hari senin sekarang sama dengan hari senin kemarin, ataupun senin depan, meskipun namanya sama-sama senin.

Dan apabila kita telah meninggal, dan bekal yang kita bawa ketika itu tidak mencukupi, maka kita mendapat siksa kubur. Kita akan akan merasakannya sampai kiamat tiba. Bagaimana jika kiamat masih seribu tahun lagi? Maka selama itu di dalam kubur kita  merasakan pedihnya siksa kubur. Dan siksa itu masih belum seberapa. Setelah keluar dari kubur, kita akan dihadapkan dengan neraka. Kita akan disiksa lagi dengan siksaan yang lebih pedih dan menyakitkan. Naudzubillahi min dzalik.

Coba kita sudah bersiap sebelumnya. Kapanpun kematian akan datang kita tidak pernah kuatir. Bahkan ketika ia datangpun kita merasa tenang, karena sudah yakin nikmat kubur telah menunggu kita. Dan di celah surga itulah kita menunggu hari kiamat. Dan ketika saatnya tiba, kita dibangkitkan, lalu akan ada nikmat yang lebih besar menunggu, yakni surga itu sendiri. Enak bukan. Oleh karena itu, mempersiapkan diri begitu penting.

Namun, meskipun orang-orang telah mengetahui apa yang akan terjadi padanya kelak, sebagaian besar tidak mengindahkannya. Mereka berpikir bahwa 'hari-hariku masih pajang', 'aku masih muda, belum menikah, masih lama', 'aku masih belum punya cucu, masih lama'. Dan celotehan-celotehan lainnya. hal itu jelas salah. Sebenarnya mereka sadar, bahwa kematian tidak akan menunggu orang menjadi tua, tidak menunggu orang untuk menikah dulu. Ia selalu mengintai kita dimanapun kita berada.

Dan hal yang penting lagi, kita tidak mengetahui kapan ia akan datang. Apakah 20 tahun lagi, 10 tahun lagi, 1 tahun lagi, 1 bulan lagi, atau satu minggu lagi, jangan-jangan satu hari lagi. Tak ada yang tahu kapan datangnya. Ia sangat misterius, dan bisa datang dalam bentuk apa saja. Tidak harus beupa penyakit, bisa saja karena kecelakaan, jatuh, ataupun hanya tersedak makanan, bahkan ketika tidur.

Oleh karena itu, marilah kita tetapkan hati kita pada jalan yang benar setiap saat. Sebagai persiapan atas kedatangannya. Karena apabila kita sudah siap, kitalah yang akan untung, bukan orang lain. Berbeda dengan orang yang belum siap, ketika kematian tiba, rugilah ia. Ia akan menyesal, sangat-sangat menyesal sekali. Setelah itu, ia ingin dikembalikan lagi di dunia untuk melakukan amal baik. Tapi, sayangnya hal itu tidak akan terjadi. Apa yang terjadi, terjadilah.

Wahai saudara-saudaraku, cukuplah kematian saudara-saudara yang telah mendahuluai sebagai pelajaran bagi kita. Tak cukupkah hal itu untuk meyakinkan tentang kebenaran datangnya kematian? Wahai saudara-saudaraku, hidup ini hanyalah sementara. Ia begitu fana' dan menipu. Janganlah engkau tergiur akan keindahannya. Oleh karena itu, kendalikanlah hawa nafsumu, gunakanlah hatimu sebagai pembimbingmu. Dan jangalah engkau sampai dikendalikan hawa nafsumu.

Mintalah bantuanNYA, DIA selalu mendengar do'a-do'a hambanya. Dan yakinlah engkau bahwa bantuanNYA akan selalu ada ketika engkau membutuhkannya. Berbaik sangkalah padaNYA, dan berbaktilah kepadaNYA dengan melaksanakan perintah-perintahNYA dan menjauhi laranganNYA. Tak sepantasnya engaku yang telah diberi hidup untuk membangkang kepadaNYA.

Oleh karena itu, persiapkanlah dirimu kawan mulai sekarang, sebelum menyesalinya ketika kematian datang menjemput. Karena ketika itu tak ada seorangpun yang bisa menolong kita, kecuali AMAL PERBUATAN KITA SENDIRI.



(M. Syakhul Umam)


Comments