Menulis merupakan kegiatan yang lumrah di kalangan masyarakat. Karena ketika duduk di bangku Taman Kanak-kanak, selain diajari membaca juga diajari menulis. Dan hal itu tidak memerlukan kemampuan khusus untuk melakukannya. Semua orang bisa melakukannya.
Akan tetapi ketika kita ingin mengarang, di situ kebanyakan orang mendapat masalah. Tapi bila dipikirkan setiap orang bisa melakukanya, karena setiap dari mereka pasti memiliki ide-ide bagus dan pantas untuk dipublikasikan atau diterapkan.
Sayangnya mereka tidak tahu harus memulai dari mana, bagaimana prosesnya, termasuk juga aku. Entah itu berupa karangan fiksi atau non-fiksi. Berangakat dari hal tersebut, aku ingin mendalami dunia kepenuliasan dan menjadikannya sebuah hobi yang menyenangkan.
Karena aku sadar, menulis merupakan pasangan dari membaca, dan hal itu memiliki banyak sekali manfaat. Baik dari segi keilmuan, ekonomi, politik, hokum, budaya dan seni. Semuanya terbungkus dalam kemasan kepenulisan.
Hal tersebut terlihat dengan jelas, yang paling sederhana saja misalnya menyampaikan informasi yang mana setiap hari berlalu lalang di dunia ini. Seperti surat sesaeorang yang ditujukan kepada orang tuanya, kekasihnya, temannya, atau yang lainnya. Sampai dengan yang lebih sulit seperti mengarang artikel, buku, dan lain sebagainya.
Dengan menulis, aku ingin menghasilkan sebuah karya, mungkin bukan sebuah, tapi berbuah-buah karya, yaitu yang berupa tulisan. Yang mana dengan tulisan-tulisan itu aku ingin merubah paradigma dan pemahaman masyarakat terhadap suatu hal. Tentunya merubahnya menjadi lebih baik sesuai kebenaran yang ada, bukan sebaliknya.
Karena aku yakin sebauh tulisan dapat berbicara lebih keras dari pada orang-orang yang berorasi, lebih tajam dari belati, lebih panas dari api. Dan juga dia dapat menjadi bom penghancur Bangsa dan Negara, bahkan mengahancurkan dunia ini.
Karena dengannya sebuah Negara dapat diadu domba atau pun sebuah agama sekalipun. Seperti yang pernah terjadi, buku fitna yang menggegerkan umat Islam seluruh dunia. Bayangkan jika hal tersebut menyulut terjadinya perang, hancurlah dunia ini. Bukan hanya hipnotis yang dapat merubah dan mempengaruhi seseorang, tulisan pun bisa melakukannya.
Karena kita sering menemui hal seperti itu, seperti halnya orang-orang yang tiba-tiba berubah sikap dan perilakunya setelah membaca sebuah tulisan atau buku, baik berupa fiksi atau non-fiksi.
Di sisi lain, tulisan bisa menjadi sebuah cahaya pemersatu yang memberi kedamaian. Memberi inspirasi dan motivasi kepada setiap orang yang membacanya. Memberikan pencerahan terhadap suatu hal. Menimbulkan kepercayaan dan keimanan terhadap sesuatu hal.
Dan mendorong orang-orang untuk melakukan hal-hal yang positif. Di samping itu, diaa dapat menjadi sebuah hiburan, tuntunan dan prosedur dalam melakukan sesuatu. Dan juga dengan tulisan itu kita dapat merasakan perasaan orang lain yang jauh di seberang dunia.
Dengan tulisan kita dapat merasakan betapa susah dan beratnya perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam membela dan menegakkan agama Islam, dapat merasakan senangnya ketika beliau dan para sahabatnya memenangkan sebuah peperangan.
Dengan tulisan kita dapat mengetahui kapan presiden Soekarno dilahirkan. Kapan beliau menjadi presiden, bahkan mengetahui perjalanan hidup beliau. Menulis juga merupakan pembuktian tentang keilmuan seseorang seperti halnya orang-orang yang ingin mendapatkan gelar sarjana, mereka harus membuat karya tulis ilmiah berupa skripsi.
Untuk meraih gelar megister mereka harus membuat karya tulis ilmiah berupa tesis, bahkan untuk mendapatkan gelar doktor atau pun profesor juga harus membuat karya tulis. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya menulis itu. Dan keunggulan dari sebuah tulisan, yaitu dia dapat bertahan lama tidak lekang oleh zaman dan waktu.
Dari hal tersebutlah timbul rasa ingin menulis dan menghasilkan karya. Karena di dalam benak ini terdapat ide dan gagasan yang aku rasa sangat bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan. Dan aku yakin setiap orang pernah memiliki hal seperti itu juga.
Tapi sayangnya, ide dan gagasan tersebut tersia-siakan begitu saja, hanya mengendap di dalam tempurung kepala dan akhirnya tenggelam dalam samudera waktu. Oleh karena itu, aku tidak ingin mensia-siakannya lagi. Aku ingin mengabadikannya dalam goresan tinta sehingga dapat terkenang, tidak hilang begitu saja.
Dengan menulis, aku ingin berbagi ilmu dan pengalaman. Sehingga orang yang membaca tulisan aku dapat memberinya inspirasi, motivasi, kesabaran, pencerahan, ketenangan dan hal-hal positif lainnya. Menuntun mereka untuk mengetahui bahwa di atas langit masih ada langit, di bawah lapisan tanah ini masih ada lapisan tanah.
Memberitahu bawha tidak mungkin mengembalikan bayi ke rahim ibunya, mengembalikan arang menjadi kayu. Tapi mungkin mengubah air menjadi awan kembali, mengubah sampah menjadi hal yang bermanfaat, menanam biji sehingga menjadi sebuah pohon. Dan juga dengan tulisan itu aku bisa menyentuh semua kalangan, muda atau pun tua, baik kaya maupun miskin.
Dan hal itu hal yang sangat sulit aku lakukan apabila aku harus berbicara atau pun berceramah. Dan pastinya sebuah tulisan bisa dibawa kemana saja oleh pemiliknya, dan dapat membacanya kapanpun meraka inginkan.
Imam Ghazali berkata, "Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama' besar, maka jadilah penulis. Dengan menulis kita bisa mencerdaskan berjuta-juta manusia tanpa batas".(Zainal Arifin Thoha. Aku Menulis Maka Aku Asa. 2005. Hal.1)
(M. Syaikhul Umam)
Comments
Post a Comment
Don't be shy to leave your comment