sumber : netsains.net |
Dari itu, manusia bisa menciptakan
pesawat, televisi, kapal selam, jet, dan sebagainya. Sungguh luar biasa. Tapi
di sisi lain, dengan dianugerahi hal tersebut, beberapa manusia
menyalahgunakannya. Membuat kerusakan, kehancuran dan menebar mala petaka.
Entah yang berilmu atau bukan.
Dari hal tersebut kita dapat
bercermin, bahwasannya dalam menjalani hidup ini, tidak cukup hanya memiliki
intelejensi (IQ) saja, tapi juga harus diiringi dengan yang namanya Kecerdasan
Emosional (EQ). Dengan memiliki EQ, manusia bisa merasa. Dan dengan merasa
tersebut dapat menimbulkan kasih sayang, simpati, dan saling menghargai.
Sehingga antara manusia satu dan lainnya saling tolong-menolong, bekerjasama.
Tapi,
dalam kenyataannya, hal tersebut masih belum cukup berfungsi dalam menciptakan
kedamaian. Masih banyak tindak-tindakan kriminal dan kejahatan-kejahatan.
Seperti halnya korupsi, pemerkosaan, pembunuhan. Hal tersebut terjadi, karena
manusia terhanyut untuk menuruti hawa nafsunya. Sehingga hawa nafsu tersebut
mengalahkan IQ dan EQ, yang tentu kedua hal tersebut menganggap tindak kriminal
adalah salah. Bahkan, IQ dan EQ tersebut dikendalikan oleh hawa nafsu, seperti
dalam pembuatan senjata (peran IQ) untuk membunuh manusia, menghasut seseorang
(EQ) untuk berbuat kejahatan.
Dari hal
tersebut, manusia butuh pengendali yang dapat mengendalikan kemampuan tersebut.
Karena, IQ tanpa EQ, orang tersebut memang pintar, tapi dengan kepintarannya ia
akan merugikan manusia lainnya hanya unutk memenuhi hawa nafsunya saja. Dengan
EQ, dia lebih bisa mengendalikannya, tapi dalam momen-momen tertentu saja.
Bagaimana jika keduanya di bawah kendali hawa nafsu? Dan pastinya, suatu saat
ia akan merasakan kegersangan dalam jiwanya. Ia akan merasa 'ada yang kurang'.
Oleh
karena itu, dibutuhkan yang namanya SQ (Spiritual Quotient). Karena sebagaimana
kita ketahui, manusia diciptakan memiliki kecenderungan untuk berTuhan. Yaitu,
bergantung kepada apa yang ada di luar darinya, dan ia memiliki kekuasaan lebih
dari padanya. Dalam hal ini, manusia memilih beragama. Dan dengan beragama
tersebut manusia lebih merasa tenang dalam menjalani hidup ini. Karena, mereka
memiliki orientasi dalam melakukan setiap tindakan dalam hidup ini.
Sehingga,
manusia akan menjadi tenram karena adanya. Karena, mereka mempecayai akan ada
kehidupan setelah kematian. Yakni, Surga dan Neraka. Dan dalam agama tersebut,
pastilah ada syari'at atau peratauran-peraturan yang mengatur manusia, agama
apapun itu. Sehingga, hawa nafsu yang ada pada manusia dapat dikendalikan, dan
dapat disalurkan kepada hal yang posiitif dan sesuai dengan ajaran-ajaran
agama.
Dan dari
hal tersebut, terciptalah kehidupan yang tentram dan damai, apabila manusia itu
melaksanakan perintah-perintah pada apa yang dia yakini. Semuanya saling
menghormati, saling menyayangi dan saling Tolong-menolong demi terciptanya
kehidupan yang damai dan bagahia.
(M. Syaikhul Umam)
(M. Syaikhul Umam)
Comments
Post a Comment
Don't be shy to leave your comment